Boleh jadi ia melenggok seperti JCW GP eksis, mungkin juga tidak. Pasalnya, proyek ini disebutkan mengadopsi arsitektur masa depan kendaraan Mini. Seminimalnya ada penyesuaian detail sebagai penegas karakter.
Selain itu, pengembangan arsitektur baru sekaligus mengindikasikan waktu kehadirannya. Kemungkinan besar tidak dalam waktu dekat.
Hingga saat ini belum ada rincian terkait detail spesifikasi. Meski begitu, dapat diekspektasikan ia merepresentasikan model paling gahar seperti keberadaan JCW GP.
Mengingat EV menggendong bobot ekstra, seminimalnya memiliki performa sebanding dengan potensi dari 306 hp/450 Nm di versi konvensional.
Jangan lantas kecewa dan beranggapan Mini langsung menyuntik mati monster JCW yang menenggak bensin. Karena tidak begitu jalan ceritanya, seperti dipaparkan pimpinan Mini, Bernd Körber kepada Autocar.
“Kami bekerja keras untuk mengembangkan konsep model John Cooper Works dengan penggerak elektris,” ujarnya.
“Sementara itu, model John Cooper Works dengan mesin pembakaran konvensional akan terus memainkan peran penting dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para penggemar motorsport di seluruh dunia.” Ia menambahkan,
Kontestan EV Pertama Mini
Sebelum Mini menyasar ranah performa dengan EV, mereka lebih dulu mengembangkan basis elektris di model standar. Adalah Mini Cooper SE yang mendebut Juni 2019.
Melansir Electrive, ia mengadopsi teknologi BMW i3 untuk kemudian dikemas dalam paket tubuh familiar Mini dua pintu. Meski begitu, ada penyesuaian detail sehingga membuatnya tampil beda dengan versi konvensional. Paling kentara adalah grille tertutup, wajah pelek asimetris, dan aksen kuning kehijauan.
Di balik tubuh Cooper SE tertanam motor listrik berkekuatan 184 hp dengan torsi 270 Nm. Cukup bertenaga dengan prestasi akselerasi ke 100 kpj yang dapat dituntaskan dalam tempo 7,3 detik.
Sementara itu, sumber daya terbagi atas 12 modul baterai dan diposisikan membentuk huruf T di lantai. Menyiapkan konten energi 32,6 kWh demi tempuhan 235-270 km dari satu kali pengisian.